Kamis, 19 Januari 2012

Renovasi Balai Wartawan DPR ,Virus Politisi Senayan Tertular Media


Jakarta Sinar pagi News,Harapan Publik Agar pers Nasional Bisa Berperan 
Besar Dalam Rangka Mengentaskan Bangsa Dari Jurang Kebobrokan,Tampaknya Baru Sebatas Mimpi disiang Bolong.
Sebagai pilar keempat dalam tubuh Negara tentu sanagat disayangkan jika,Pers ikut berjamaah bersama para elit Politik menghabikan uang Negara. Sekarang ini makin banyak Rakyat miskin yang hidupnya dibantaran kali dan kolong jembatan. Kalau media masa menjalankan peranya sebagai sosial kontroldan memakai pola-pola yang tidak efektif,hal itu sangat memalukan dan disayangkan.
Terlebih jika Media dijadikan alat kepentingan agar untuk memperoleh,apapun yang mereka inginkan.
Begitu santernya pemberitaan di sejumlah Media baik Televisi maupun Media cetak,ia memberitakan adanya proyek digedung DPR,dari molai urusan WC,yang menelan biaya tidak sedikit,2 Miliyart hingga fasilitas parkir dan membangun ruang rapat BANGAR yang nilainya 20 miliyart,kabarnya ada udang dibalik batu. Pasalnya para awak Media yang sehari harinya menjalankan tugas Jurnalis,di Gedung DPR-MPR  akan mengalami hal serupa merenovasi Balai wartawan ini di sinyalir yang menghabisakan uang ratusan juta rupiah,yang anehnya tidak ada media satupun yang menyoroti hal tersebut.
Kenyataan ini tentu berbanding ,ketika para kuli tinta memberitakan renovasi toilet DPR,bahkan beberapa Media menjadikan sebagai sorotan utama,tentu perlu ada perubahan mindset(pola pikir)sehingga Media benar benar menjadi penjaga  moral,dalam sendi kehidupa bernegara dan bermasyarakat.
Jangan sampai telinga Pers tuli mendengarkan jejeritan Masyarakat,dan mata mereka buta melihat penderitaan orang miskin,hanya karena mencontoh prilaku tiga pilar lainya exsekutif legislatif danyudikatif,yang selama ini gemar menyelewengkan jabatan dan menjalankan pola hidup boros.
Tidak tutup kemungkinan Negara ini akan porak poranda dan negeri ini akan runtuh,jika media mengkritisi kebijakan penguasa yang tidak pro,rakyat bila tidak ditindaklanjuti sampai tuntas. Disamping itu kode etik Wartawan sebagai mana diamanatkan dalam Undang-Undang poko Pers nomor 40 tahun 1999 para kuli tinta juga perlu,ditanamkan budipekerti,dan mempunyai ahlak yang baik,sehingga mereka tidak terjrumus ambil bagian menghabiskan uang rakyat.Mereka juga perlu membuka hati sudah waktunya Pers Nasional tampil sebagai garda terdepan untuk membebaskan rakyat miskin dari penindasan yang selama ini.
Jaanagan sampai mereka dibungkam oleh pemegang kekuasaan,termasuk politisi Senayan ikut menikmati kueh yang didapat dengan cara-cara yang tak senonoh.(rddy)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar