Jakarta Sinar pagi News,Harapan
Publik Agar pers Nasional Bisa Berperan
Besar Dalam Rangka Mengentaskan Bangsa Dari Jurang Kebobrokan,Tampaknya
Baru Sebatas Mimpi disiang Bolong.
Sebagai pilar keempat dalam tubuh
Negara tentu sanagat disayangkan jika,Pers ikut berjamaah bersama para elit
Politik menghabikan uang Negara. Sekarang ini makin banyak Rakyat miskin yang
hidupnya dibantaran kali dan kolong jembatan. Kalau media masa menjalankan
peranya sebagai sosial kontroldan memakai pola-pola yang tidak efektif,hal itu
sangat memalukan dan disayangkan.
Terlebih jika Media dijadikan alat
kepentingan agar untuk memperoleh,apapun yang mereka inginkan.
Begitu santernya pemberitaan di
sejumlah Media baik Televisi maupun Media cetak,ia memberitakan adanya proyek
digedung DPR,dari molai urusan WC,yang menelan biaya tidak sedikit,2 Miliyart hingga
fasilitas parkir dan membangun ruang rapat BANGAR yang nilainya 20
miliyart,kabarnya ada udang dibalik batu. Pasalnya para awak Media yang sehari
harinya menjalankan tugas Jurnalis,di Gedung DPR-MPR akan mengalami hal serupa merenovasi Balai
wartawan ini di sinyalir yang menghabisakan uang ratusan juta rupiah,yang
anehnya tidak ada media satupun yang menyoroti hal tersebut.
Kenyataan ini tentu berbanding ,ketika
para kuli tinta memberitakan renovasi toilet DPR,bahkan beberapa Media
menjadikan sebagai sorotan utama,tentu perlu ada perubahan mindset(pola pikir)sehingga Media benar benar menjadi penjaga moral,dalam sendi kehidupa bernegara dan
bermasyarakat.
Jangan sampai telinga Pers tuli
mendengarkan jejeritan Masyarakat,dan mata mereka buta melihat penderitaan
orang miskin,hanya karena mencontoh prilaku tiga pilar lainya exsekutif legislatif danyudikatif,yang
selama ini gemar menyelewengkan jabatan dan menjalankan pola hidup boros.
Tidak tutup kemungkinan Negara ini
akan porak poranda dan negeri ini akan runtuh,jika media mengkritisi kebijakan
penguasa yang tidak pro,rakyat bila tidak ditindaklanjuti sampai tuntas.
Disamping itu kode etik Wartawan sebagai mana diamanatkan dalam Undang-Undang
poko Pers nomor 40 tahun 1999 para kuli tinta juga perlu,ditanamkan
budipekerti,dan mempunyai ahlak yang baik,sehingga mereka tidak terjrumus ambil
bagian menghabiskan uang rakyat.Mereka juga perlu membuka hati sudah waktunya
Pers Nasional tampil sebagai garda terdepan untuk membebaskan rakyat miskin
dari penindasan yang selama ini.
Jaanagan sampai mereka dibungkam oleh
pemegang kekuasaan,termasuk politisi Senayan ikut menikmati kueh yang didapat
dengan cara-cara yang tak senonoh.(rddy)